Langkah Kaki

-
Kemanakah langkah kaki akan membawamu, wahai saudariku?
Akankah ia membawamu ke dalam majelis-majelis penuh ilmu yang akan membuat lapang hatimu, ataukah ruang-ruang kehedonisan yang diliputi kesempitan dan kesesakan hati?
Ketahuilah wahai saudariku,
Bahwasanya tiap langkah kaki yang kita pijakkan di bumi Allah ini akan ditanya : apakah ia membawamu kepada kebermanfaatan dan memberimu ladang amal, ataukah justru ia menambah beban dosa yang kelak kau panggul di akherat nanti?
Tidak mengapa bila kemarin lalu kau alpa pada diri,aku pun begitu. Yang lalu biar berlalu, biarkan sebagai penasehat ketika diri kembali lupa. Masih ada sekarang dan esok hari. Sebab perubahan lebih baik datang terlambat, daripada tidak sama sekali. 
Mari kita melangkah bersama dan saling menasehati. Ingatkan aku pula bila aku khilaf. Semoga Allah SWT melindungi langkah kita dari kejahilan dan kesesatan yang nyata.
IG : @maudiahkhasanah
Tumblr : @maudiahkhasanah
FB : Maudiah Khasanah
Email : maudiahkhasanah@gmail.com

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Kapal

-
Gambar
Kepadamu kasihku, Tiada lekang kupandangi sebujur pantai tiap senja, Pada setiap kapal yang berlabuh kujuntai seutas pengharapan agar engkau cepat kembali namun tak kunjung terkabulkan, Sore ini kutulis sepucuk surat yang terparut dari penantian-penantian diam dan tinta yang mengalirkan bara, Telah kurentang cinta seluas luas batas, Kugamit bayang dan senyummu yang menggelincirkan hati, Agar perasaan ini tetap runcing seperti sedia kala, Namun aku kalah oleh waktu, Aku bukan lagi gadis belasan tahun yang memakai gincu dan menunggu sang kekasih di dermaga sambil mendengar lagu cinta, Maka, maafkanlah aku yang terlepas dari kesetiaan dan pengharapan, Ku kirim pula sepucuk undangan kepadamu, Barangkali kapalmu melintas dan hatimu tergerak datang, Kutunggu selalu, - Dari gadis pantai yang menunggumu, selama sepuluh tahun IG : @maudiahkhasanah Tumblr :  @maudiahkhasanah FB : maudiahkhasanah Email : maudiahkhasanah@gmail.com ...
Halaman selanjutnya~

Cerita Sang Hujan

-
Gambar
Seandainya saya boleh memilih, saya tidak ingin menjadi hujan. Saya ingin terlahir sebagai matahari yang terlihat perkasa, yang oleh sebagian manusia dijadikan Tuhan. Katanya, matahari adalah sumber peradaban. Tanpa matahari, bumi kehilangan sumber daya yang amat besar. Bahkan, saya ada karena sang matahari pula. Sedangkan saya, hanya sebuah hujan yang sering disalahkan jika ada pemukiman manusia yang hancur atau rusak.  “Hujan lebat membuat sebuah kampung di daerah Jawa Timur kebanjiran” , begitulah yang saya dengar dari seorang warta berita ketika saya mengintip di balik jendela rumah seseorang. Pernah juga saya melihat judul berita di koran, bunyinya begini :  Hujan Lebat dan Angin Kencang Sebabkan Longsor di Daerah Sukabumi . Sebenarnya sudah lama saya jenuh dikambing hitamkan sebagai perusak dan penghancur. Padahal setelah saya amati, ternyata memang manusianya saja yang tidak becus mengelola tata ruang mereka. Coba kalau mereka menyisakan lahan untuk res...
Halaman selanjutnya~